Mohon tunggu...
Lefilatul Jannah
Lefilatul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Program Studi Ekonomi Pembangunan

Perkenalkan nama saya Lefilatul Jannah mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Malang Program Studi Ekonomi Pembangunan saat ini kesibukan saya selain kuliah yaitu berolahraga dan saya mengikuti salah satu organisasi di kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan dan saya mengikuti UKM di kampus yaitu UKM FDI serta UKM KSPM

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Di Masa Pandemi Covid-19:(Studi Kasus Indonesia)

25 Juni 2024   20:12 Diperbarui: 25 Juni 2024   20:42 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

1.       Kebijakan Fiskal

   Kebijakan fiskal menjadi salah satu alat utama dalam menangani dampak ekonomi dari pandemi. Banyak negara mengeluarkan paket stimulus fiskal besar-besaran untuk menopang perekonomian mereka. Stimulus fiskal ini mencakup bantuan tunai langsung kepada warga, peningkatan tunjangan pengangguran, subsidi untuk usaha kecil dan menengah, serta investasi dalam infrastruktur. Misalnya, pemerintah Amerika Serikat meluncurkan beberapa putaran stimulus ekonomi yang mencakup pembayaran langsung kepada individu, yang bertujuan untuk mempertahankan daya beli masyarakat dan mencegah penurunan konsumsi yang tajam.

   Selain itu, banyak negara Eropa mengambil langkah-langkah kolektif melalui Uni Eropa, yang meluncurkan Dana Pemulihan Eropa untuk membantu negara-negara anggota yang paling terdampak oleh pandemi. Dana ini digunakan untuk mendukung proyek-proyek infrastruktur, kesehatan, dan transisi hijau, yang tidak hanya bertujuan untuk pemulihan jangka pendek tetapi juga untuk memperkuat ketahanan ekonomi jangka panjang.

    Namun, implementasi kebijakan fiskal ini tidak tanpa tantangan. Masalah utama termasuk koordinasi antar lembaga, keterbatasan sumber daya, dan resistensi politik terhadap pengeluaran pemerintah yang besar. Selain itu, efektivitas kebijakan fiskal sangat bergantung pada kecepatan dan ketepatan distribusinya. Dalam beberapa kasus, penundaan dalam pencairan bantuan atau ketidaktepatan sasaran penerima dapat mengurangi dampak positif dari kebijakan tersebut.

  • Kebijakan Moneter

   Bank sentral di seluruh dunia juga telah memainkan peran penting dalam merespons krisis ekonomi akibat pandemi melalui berbagai kebijakan moneter. Kebijakan moneter yang diterapkan meliputi penurunan suku bunga, program pembelian aset (quantitative easing), dan penyediaan likuiditas tambahan kepada bank-bank komersial. Misalnya, Federal Reserve

Amerika Serikat menurunkan suku bunga ke level mendekati nol dan meluncurkan program pembelian obligasi besar-besaran untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar dan menjaga stabilitas sistem keuangan.

    Di Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) juga mengambil langkah serupa dengan meluncurkan program pembelian obligasi dan memberikan pinjaman murah kepada bank-bank komersial. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menurunkan biaya pinjaman, mendorong investasi, dan mendukung pemulihan ekonomi. Meskipun kebijakan moneter ini penting, ada batasan dalam sejauh mana mereka dapat merangsang ekonomi, terutama ketika suku bunga sudah mendekati nol. Oleh karena itu, kebijakan moneter seringkali perlu dilengkapi dengan kebijakan fiskal yang tepat untuk mencapai hasil yang diinginkan.

  • Reformasi Struktural

   Pandemi juga mengungkapkan banyak kelemahan struktural dalam perekonomian berbagai negara, yang membutuhkan reformasi jangka panjang. Reformasi struktural yang dilakukan mencakup peningkatan sistem kesehatan, memperkuat jaring pengaman sosial, dan memperbaiki infrastruktur digital. Misalnya, banyak negara meningkatkan investasi dalam teknologi digital untuk mendukung pekerjaan jarak jauh dan pendidikan online, yang menjadi sangat penting selama pembatasan sosial.

    Selain itu, reformasi pasar tenaga kerja juga menjadi fokus untuk meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan dalam menghadapi guncangan ekonomi di masa depan. Reformasi ini meliputi perubahan regulasi yang memungkinkan lebih banyak pekerjaan fleksibel dan perlindungan sosial bagi pekerja di sektor informal yang paling rentan terhadap dampak ekonomi dari pandemi.

  •  Tantangan dalam Implementasi Kebijakan

   Pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah koordinasi antara berbagai lembaga pemerintah dan dengan sektor swasta. Ketidakpastian mengenai perkembangan pandemi, termasuk munculnya varian baru virus yang lebih menular atau resisten terhadap vaksin, juga menambah kompleksitas dalam merancang dan menerapkan kebijakan.

Selain itu, resistensi politik terhadap beberapa langkah kebijakan, seperti peningkatan pengeluaran pemerintah atau perubahan regulasi pasar tenaga kerja, dapat menghambat pelaksanaan kebijakan yang efektif. Tantangan lainnya termasuk keterbatasan sumber daya, baik finansial maupun manusia, yang diperlukan untuk menjalankan program-program tersebut.

  •  Evaluasi dan Adaptasi Kebijakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun