Tanpa sadar, kaki melangkah mengikuti arah ke mana orang ini membawa gue. Pandangan sempat melihat ke arah Lova yang menunjukkan raut lega. Yakin banget, pasti dia yang meminta pertolongan. Di luar toilet ternyata banyak siswi yang berdiri melihat ke arah kami berdua.
"Apa yang terjadi, Bran?" tanya seorang siswa yang gue nggak kenal.
Sesaat diri ini tersentak, ketika menyadari orang yang nolongin gue adalah si Kunyuk. Perlahan kepala bergerak melihat ke arahnya yang masih merangkul bahu ini meninggalkan keramaian. Mata berkedip pelan dengan bibir sedikit menganga. Ngapain dia nolongin gue lagi sekarang? Ini nggak mimpi, 'kan?
Si Kunyuk diam saja, tanpa merespons pertanyaan siswa tadi. Kakinya terus melangkah menaiki tangga. Gue kayak orang bego pakai ikut-ikutan dia segala. Gimana kalau dia culik terus sekap gue? Seketika diri ini bergidik membayangkannya.
Tak lama, pintu terbuka dan terlihat cahaya terang matahari pukul 10.00 yang bagus untuk berjemur. Ternyata dia membawa gue ke atap gedung sekolah. Si Kunyuk menarik lagi jaket tadi.
"Buka baju lo sekarang," suruhnya membuat mata ini membulat seketika.
What?
Bersambung....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H