Mohon tunggu...
LeeNaGie
LeeNaGie Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Hobi menulis, membaca dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Just Friend (Trilogi Just, Seri-1)

2 Juni 2022   19:38 Diperbarui: 2 Juni 2022   19:53 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba-tiba tubuh ini sudah basah dengan air. Siapa yang punya kerjaan nih? Spontan gue mendongakkan kepala ke atas dan melihat salah satu anggota geng Chibie yang samperin ke kelas kemarin. Dia tertawa diiringi yang lainnya. Dada seakan bergelora sekarang. Keseeel.

Gue jadi paham kenapa Lova nggak nyahut dari tadi. Pasti sekarang pergi cari bantuan, seperti apa yang dikatakannya sebelum kami tiba di sini.

"Gue udah kasih peringatan sama lo, jangan deketin Brandon. Eh, masih aja deketin dia," tutur suara cempreng disambut tawa yang lain.

"Apapun yang terjadi, jangan lawan mereka, Rin," kata Lova kemarin terngiang.

Oke, Ri. Tenang, jangan sampai terpancing dengan kelakuan mereka. Ini air juga bukan air kotor. Rileks, batin gue menyabarkan diri.

Gue harus menelepon seseorang sekarang. Tangan bergerak merogoh saku. Ponsel mana, ponsel? Seketika panik melanda saat ingat handphone ada di dalam tas. Asli hari ini apes. Pagi tadi digangguin si Kunyuk, sekarang digangguin si Chibie. Kalian orang kaya kenapa sih selalu nge-bully orang biasa kayak gue?

Jadi ingat Shan Chai di serial yang pernah booming lima tahun lalu. Dia diperlakukan kayak gini juga gara-gara ngelawan Dao Ming Si. Apa mereka kayak gini ke gue gara-gara ngelawan sama si Kunyuk? Ah, pengin maki-maki cowok dekil itu jadinya.

Kedua tangan kini saling berpagutan sambil mengusap lengan, karena tubuh mulai kedinginan. Toilet terasa dingin sehingga badan perlahan menggigil. Gue nggak suka terlihat lemah begini, Apalagi ketika kedinginan.

Please, Lov. Cari bantuan agar gue bisa keluar dari sini, rintih hati ini.

"Kalian ngapain di sini?" Tiba-tiba terdengar suara yang nggak asing lagi di telinga. Suara nggak terlalu berat dan paling enggan didengar sekarang.

Seluruh cewek yang entah berapa orang di luar sana serentak terdiam mendengarnya. Suasana hening beberapa saat, gue nggak tahu apa yang sedang terjadi. Nggak lama terdengar pintu dibuka dari luar. Sepasang tangan langsung memasangkan jaket di tubuh yang sekarang menggigil. Sang Penyelamat akhirnya datang juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun