"Sebentar, Nenek ke kamar dulu. Kalian tunggu disini." Akhirnya Nenek Pome bersuara.
"Kamu itu. Marah kan Nenek Pome..."
"Belum tentu. Lagi pula kalau memang marah sebabnya adalah kita berdua he he..." Kata Jacob dengan tenang.
Tidak lama kemudian.
"Nah, tidak lama, kan ?" Nenek Pome datang sambil membawa sebuah kotak di tangannya.
"Apa itu, Nek ?" Tanyaku.
"Ini sebenarnya akan aku berikan untuk cucuku. Bocah berandal itu sudah lama tidak pulang ke Wacola ini. Aku berharap...ehm, Marie..Maaf sebelumnya...Aku sebenarnya menginginkan ia untuk bisa memperistrimu meskipun aku tahu itu tidak mungkin dan ini adalah yang akan aku minta kepadanya untuk dijadikan sebagai mas kawin saat ia menikahimu." Kata Nenek Pome sambil membuka kotak itu.
"Wah, Nek....Ini bagus sekali ! Terlalu bagus dan mahal buat saya....!!!" Mataku tidak berkedip melihat isi kotak yang berkilau.
"Ini memang tidak akan aku berikan untukmu, Marie..." Kata Nenek Pome dengan tenang.
Jacob tergelak melihatku salah tingkah dengan jawaban Nenek Pome. Lagi pula jika itu tidak untuk diberikan untukku mengapa aku harus melihatnya dibuka didepanku ? Logikaku begitu.
"Tapi untukmu, Jacob..." Mulut Jacob yang masih tertawa lebar langsung terkatup rapat. Wajahnya memucat. Lalu ia berkata.