" Kamu ngomong apa sih, Leo ? Ini cuma salah paham."
"Sudahlah. Kita berpisah lebih baik. Kamu lebih membutuhkan itu, Annelie. Kita putus."
" Leo !"
" Jaga diri baik-baik, Annelie !"
Â
                                               ********************************
Â
Aku melangkah menuju balkon di dekat lift. Saya lihat ke bawah. Gadis tipis semampai tampak sedang dibukakan pintu mobil oleh seorang pria. Romantis sekali. Saya lihat ke hall, tampak Harry dan kekasihnya tampak sedang menikmati satu ice cream untuk mereka berdua. Saat tua kelak itu pasti akan selalu mereka ingat sebagai moment paling romantis untuk mereka berdua dan akan selalu diceritakan pada cucu-cucu mereka.
Pandangan saya arahkan ke halaman rumput, Barney atau Gibb tidak sedang berlari-lari mengelilingi halaman rumput melainkan sedang memainkan sebuah gitar. Bisa jadi Ia baru saja melakukannya. Ia masih memakai pakaian olah raga. Tuhan, saya tidak tahu siapa Gibb atau Barney itu. Saya selama ini hanya mempersiapkan untuk kelak menjadi pendamping Leo. Bukan orang lain. Apapun yang akan terjadi di depan, saya yakin pasti akan dapat melaluinya bersama Leo. Namun mengapa ini terjadi? Huffttt....tapi jika itu mau Tuhan siapa yang bisa menolaknya? Apa yang bisa kita lakukan sebagai manusia. Jika kita berkata No tapi Tuhan menginginkan Yes, siapa yang bisa membantahnya ?
Tampak berjalan ke arah tempat parkir, Leo bersama dengan seorang perempuan.......perempuan itu sangat eksotis dan etnik. Gelang kaki mungil menghiasi kakinya. Saya tidak kuasa menatap mereka berdua. Tuhan, kuatkan hati saya.Melangkah menuju lift, di jendela hanya tinggal satu kupu-kupu disana. Kupu-kupu, apakah hatimu juga sedang menangis sepertiku?
Â