Mohon tunggu...
Aini Lutfiyah
Aini Lutfiyah Mohon Tunggu... lainnya -

Less is More

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketika Saya Berkata No dan Tuhan Berkata Yes

7 Maret 2012   11:12 Diperbarui: 22 Oktober 2015   18:31 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Kamu ngomong apa sih, Leo ? Ini cuma salah paham."

"Sudahlah. Kita berpisah lebih baik. Kamu lebih membutuhkan itu, Annelie. Kita putus."

" Leo !"

" Jaga diri baik-baik, Annelie !"

 

                                                ********************************

 

Aku melangkah menuju balkon di dekat lift. Saya lihat ke bawah. Gadis  tipis semampai tampak sedang dibukakan pintu mobil oleh seorang  pria. Romantis sekali. Saya lihat ke hall, tampak Harry dan kekasihnya tampak sedang menikmati satu ice cream untuk mereka berdua. Saat tua kelak itu pasti akan selalu mereka ingat sebagai moment  paling romantis untuk mereka berdua dan akan selalu diceritakan pada cucu-cucu mereka.

Pandangan saya arahkan ke halaman rumput, Barney atau Gibb tidak sedang berlari-lari mengelilingi halaman rumput melainkan sedang memainkan sebuah gitar. Bisa jadi Ia baru saja melakukannya. Ia masih memakai pakaian olah raga. Tuhan, saya tidak tahu siapa Gibb atau Barney itu. Saya selama ini hanya mempersiapkan untuk kelak menjadi pendamping Leo. Bukan orang lain. Apapun yang akan terjadi di depan, saya yakin pasti akan dapat melaluinya bersama Leo. Namun mengapa ini terjadi? Huffttt....tapi jika itu mau Tuhan siapa yang bisa menolaknya?  Apa yang bisa kita lakukan sebagai manusia. Jika kita berkata No tapi Tuhan menginginkan Yes, siapa yang bisa membantahnya ?

Tampak berjalan ke arah tempat parkir, Leo bersama dengan seorang perempuan.......perempuan itu sangat eksotis dan etnik. Gelang kaki mungil menghiasi kakinya. Saya tidak kuasa menatap mereka berdua. Tuhan, kuatkan hati saya.Melangkah menuju lift, di jendela hanya tinggal satu kupu-kupu disana. Kupu-kupu, apakah hatimu juga sedang menangis sepertiku?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun