***
"Tehmu sudah dingin." dia tersenyum, menatap cangkir yang masih penuh.
"Mau kubuatkan lagi?"
"Kamu sudah selesai bacanya?" matanya menatap Seveneves yang separuh terbuka.
Kau menggeleng.
Tidak ingin teh, apalagi Seveneves.
Saat ini hanya adanya yang membuatmu merasa cukup.
Kau ingin mendiamkan semua suara. Termasuk panggilan yang baru saja masuk dari Sekar.
Aku dan anak-anak akan pulang malam ini, begitu tulisnya.
Kau mematikan ponsel dan kembali merengkuhnya. Waktumu tak banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H