Mohon tunggu...
Latifa Hanum
Latifa Hanum Mohon Tunggu... Freelancer - just me

Ada suara yang suka bercerita, di dalam kepalaku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ramalan Kematian

16 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 16 Juni 2019   06:11 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dulu aku pernah diramal Mbah Pono juga tepat." Yang lain lagi menimpali. Lalu semua semakin ramai saling timpal menimpali.

Aku bertanya-tanya dalam hati. Mungkinkah Mbah Pono juga pergi ke dukun? Lalu dukunnya dukun itu memberi tahu bahwa hari ini adalah hari keberuntungannya? Bahwa sejak hari ini usahanya akan semakin maju, semakin banyak pelanggan? 

Tapi mungkin juga tidak, kalau Mbah Pono tidak melebarkan sayap bisnisnya pada usaha jimat. Sebab, untuk apa manusia meramal masa depan jika tidak bisa menolak kesialan dan kematian yang akan datang.

Aku menjauhi kerumunan sambil berdoa dalam hati, agar kelak jika aku mati, aku akan mati begitu saja seperti daun yang gugur. Hilang lalu dilupakan. Biarlah istriku saja yang mengomel, tak perlu orang lain meramalkan apalagi sampai mempergunjingkan matiku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun