"Dulu aku pernah diramal Mbah Pono juga tepat." Yang lain lagi menimpali. Lalu semua semakin ramai saling timpal menimpali.
Aku bertanya-tanya dalam hati. Mungkinkah Mbah Pono juga pergi ke dukun? Lalu dukunnya dukun itu memberi tahu bahwa hari ini adalah hari keberuntungannya? Bahwa sejak hari ini usahanya akan semakin maju, semakin banyak pelanggan?Â
Tapi mungkin juga tidak, kalau Mbah Pono tidak melebarkan sayap bisnisnya pada usaha jimat. Sebab, untuk apa manusia meramal masa depan jika tidak bisa menolak kesialan dan kematian yang akan datang.
Aku menjauhi kerumunan sambil berdoa dalam hati, agar kelak jika aku mati, aku akan mati begitu saja seperti daun yang gugur. Hilang lalu dilupakan. Biarlah istriku saja yang mengomel, tak perlu orang lain meramalkan apalagi sampai mempergunjingkan matiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H