Usai sesi talkshow, Jose menculik Liza meninggalkan Collabox. Sempat gadis itu memprotes, tetapi akhirnya tersenyum juga ketika Jose membawanya ke The Hills Dining Restaurant. Sebuah tempat makan romantis berlatarkan panorama pegunungan nan indah di kawasan Bukit Baladewa.
"Wow, kamu tahu kesukaanku..." desah Liza takjub.
"Tahulah. Apa sih yang nggak aku tahu tentang kamu?"
Keduanya duduk bersisian. Menikmati sup krim, tenderloin steak, puding, dan vanilla latte.
"Gimana kabar ayah kamu?" Liza menanyai Jose saat mereka menyantap puding.
"Ayahku sakit," jawab Jose lirih, menunduk menatap meja.
Tangan halus Liza mendarat di punggungnya. Ia tepuk-tepuk punggung tegap itu penuh sayang.
"Semoga Ayah Calvin cepat sembuh. Btw, saingan bisnis ayahmu udah nggak pernah ikutin kamu lagi, kan?"
"Masih. Dia suruh orang-orang bayaran buat melukaiku. So far, aku selalu berhasil lolos."
Kerlip kecemasan berpendar di mata Liza. Kepalanya menoleh kanan-kiri, seakan berharap menemukan sosok berjubah dan bertudung hitam membuntuti mereka. Paras cantiknya dihiasi rona kekhawatiran. Jose serasa meleleh melihat kekhawatiran Liza yang amat tulus. Inilah saatnya, inilah saatnya.
"Liza..."