Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lelah ini Milikku dan Milikmu

19 April 2020   06:50 Diperbarui: 19 April 2020   06:59 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mula-mula dia membereskan dapur. Tak habis pikir betapa berantakannya tempat itu. Keranjang sampah di sudut penuh sekali. Dibuangnya isinya ke luar rumah.

Kini Ayah Calvin mulai beradaptasi dengan lingkungan baru. Tak masalah tinggal di rumah tanpa asisten rumah tangga. Saatnya menyiapkan sa...

"Apa yang kaulakukan?"

Suara sedingin Brugge di bulan Desember itu menginterupsi kesibukannya. Bunda Manda mendekat. Masih tersisa gurat keletihan dan ada lingkaran sehitam ter mengelilingi kedua mata indahnya.

"Mau sarapan apa, Manda? Biar aku buatkan," Bukannya menjawab, Ayah Calvin malah balik bertanya.

"Nope. Aku bisa siapkan sendiri."

"Apa salahnya memasakkan sarapan untuk istriku? Aku hanya ingin...uhuk."

Ayah Calvin menghela nafas, terbatuk untuk kedua kali. Sesaat ia bersandar ke meja dapur, satu tangannya mencengkeram tepi meja.

Lupa.

Semua keruwetan ini melesapkan ingatan Ayah Calvin. Ingatan tentang anjuran dokter. Ayah Calvin perlu banyak istirahat. Sakit di tubuhnya hanya bisa dilawan dengan istirahat cukup. Sindrom pengentalan darah ini membuat penyintasnya cepat lelah.

Inilah yang ditakuti Bunda Manda. Ia lihat Ayah Calvin muntah darah. Gumpalan kekecewaan dan kemarahan adu kuat dengan bongkahan kecemasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun