"Enak," puji Calvin.
"Are you serious?" tanya Rossie antusias.
"Yes, I'm..."
"Alah jangan bohong, Calvin! Risoles gagal gini dibilang enak! Siapa yang masak?" potong Sivia.
"Aku!" sahut Adica cepat. Ditingkahi pandangan aneh Rossie.
Tidak, Adica tidak bisa membiarkan Rossie malu. Lebih baik dirinya saja yang dipermalukan. Terdengar dengusan mencela dari hidung Sivia.
"Kamu atau dua-duanya?" gertak Sivia kasar. Calvin menyikutnya, berbisik menyabarkan.
"Aku yang bikin, Sivia. Masakanku memang payah. Kalah jauh sama Rossie. Kamu harus cicipin masakan istriku yang sebenarnya. Dijamin kamu ketagihan."
Haru menyelimuti Rossie. Ia paham cara Adica membelanya. Bukan hanya Rossie yang cukup peka di ruangan ini. Calvin pun bisa merasakan, ada pembelaan yang kuat dalam nada suara dan gesture Adica. Suami yang baik akan melindungi kehormatan istrinya.
"Hei Rossie, kamu pernah cobain masakan kamu atau suamimu nggak?" Sivia kembali menyerang Rossie.
"Nggak. Aku sukanya makan roti gandum. Soalnya aku takut gemuk."