Reinhard membanting wadah sereal yang telah kosong. Rinjani menatapnya marah.
"Lihat ini! Kosong! Habis semua! Gara-gara siapa coba?" geram Reinhard.
"Siapa lagi kalau bukan si blonde pengacau itu!"
Sepasang suami-istri itu bertukar pandang sebal. Revan telah menghabiskan jatah sereal mereka selama sebulan. Bagi pelaku rumah tangga super hemat mendekati pelit, tentu ini menjadi masalah besar.
"Gila! Si Revan tinggi langsing gitu makannya barbar juga!"
Rinjani mencibir. "Makanan sebanyak itu, larinya ke gym. Pantesan bodynya tetap bagus."
Pagi di rumah Reinhard-Rinjani malah diisi gosip tak penting seputar tetangga ajaib mereka. Mungkin mereka akan terus bicara buruk tentang Revan andai tak terdengar bel pintu. Reinhard berjalan malas ke ruang depan. Berniat mengintip dulu sebelum membuka pintu.
Apakah Revan kembali? Masih belum puaskah ia menghabiskan jatah sereal untuk sebulan? Ternyata yang datang bukan Revan, tetapi Calvin. Kemarahan di wajah Reinhard berganti senyuman.
"Hai Rein," Calvin melontarkan sapa, ramah sekali.