Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] Jose dan Arini

30 September 2019   06:00 Diperbarui: 30 September 2019   06:03 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nah, ini ketua RT kebanggaan kita." Reinhard berkata, bangkit memberikan kursinya untuk pria paruh baya itu.

"Rein," Si pria paruh baya memanggil lembut nama Reinhard. Suaranya lembut berwibawa.

"Kenalkan Abi dengan tetangga baru kita."

Calvin dan Sivia maju. Detik itu mereka tersadar. Pria yang dipanggil Abi tak bisa melihat.

"Saya Calvin,"

"Saya Sivia."

Keduanya bergantian menyentuhkan tangan mereka ke tangan Abi Assegaf. Sesuatu menggugah hati mereka. Rasa kagum membuncah. Orang spesial dengan keterbatasan penglihatan, bisa menjadi pemimpin? Pantas saja para tetangga lama menghormatinya.

"Semoga kalian betah di sini." ungkap Abi Assegaf, tersenyum tulus.

"Pasti betah dong. Kan bakal ditemenin tetangga-tetangga kece kayak kita." timpal Revan narsis.

"Alah, tetangga hobi minta sarapan aja ngaku kece. Calvin, hati-hati lho ya. Jatah sarapanmu bisa diembat sama dia." seloroh Reinhard.

"Bukan gitu..." Revan tersenyum malu di antara para tetangga yang menertawakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun