Suara bass bertimbre berat tetapi empuk itu memburai lamunanku. Ada malaikat datang! Oh God, he's so handsome! Batinku berdebar-debar. Semoga dia membawaku pulang.
"Iya, silakan. Mau cari apa?" balas salah seorang pelayan toko dengan ramah.
"Ada iPhone X?"
Yeeeeay, aku terjual! Aku terjual! Aku tersenyum lebar ke arah teman-temanku. Mereka automingkem. Tak sanggup lagi meledekku.
"Oh, ada. Sebentar..."
Etalase dibuka. Aku dibawa keluar. Aku berdebar. Rasanya seperti mempelai wanita bertemu mempelai wanita.
Oh my God, aku mau pingsan! Malaikat tampan bermata sipit itu menyentuhku, tersenyum padaku, dan menatapku lembut. Inikah calon suamiku? Ah, betapa senangnya. Silakan kalian iri, teman-temanku yang jaha. Pasti kalian belum pernah dijamah tangan berbalut jas hitam selembut ini.
Aku melayang. Begini ya, rasanya disentuh orang ganteng. Aku mau, mau sekali dibawa pulang. Bawalah aku pulang, malaikat tampan bermata sipit.
Nah, benar kan? Teman-temanku melotot iri. Kulempar senyum termanis. Sebentar lagi aku takkan berdesakan dengan mereka.
** Â Â
Sejak saat itulah aku bersama Calvin. Bulan berganti tahun. Tanpa terasa, dua tahun aku membersamai hari-harinya.