Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] Aku Bangga Memasak Bersamamu

18 September 2019   06:00 Diperbarui: 18 September 2019   07:42 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Calvin memasak sarapan begitu banyak. Memangnya mau memberi makanan orang sekampung? Mungkin juga sih, Calvin kan senang berbagi makanan tiap minggu. Dua minggu lalu, diundangnya seratus anak panti asuhan untuk makan siang. Calvin sendiri yang memasakkan sandwich tuna, iga bakar, perkedel jagung, dan ayam gulung saus coklat untuk mereka.

Wow wow wow, menu sarapannya lengkap sekali. Ada sereal dengan campuran susu rendah lemak, havermut, bubur ayam lengkap dengan kerupuknya, smoothies pisang, roti panggang, scrambled egg, pancake, buah-buahan, dan greek yoghurt. Untuk siapa Calvin memasak sarapan sebanyak itu pagi-pagi begini?

Pertanyaanku terjawab. Dari arah koridor luar, kudengar derap langkah sepatu berhigh heels. Ah, rasanya tak asing. Itu pasti si Nyonya galak.

"Hai Princess," Calvin melemparkan senyum mautnya begitu Sivia memasuki tubuhku.

"Hmmm..." balas Sivia tanpa senyum.

"Kamu sarapan dulu ya. Aku siapin ini semua buat kamu." tawar Calvin seraya menunjuk aneka menu yang telah tertata rapi.

Mata biru Sivia membesar. Dia menggeleng tegas.

"Nggak bisa, aku buru-buru. Aku ambil ini aja." katanya pendek.

Dan...kalian tahu apa yang diambilnya? Dua butir apel! Ya, hanya itu. Tak sedikit pun disentuhnya masakan buatan Calvin. Keterlaluan!

"Are you sure? Kamu nggak mau sarapan yang lain?" tanya Calvin, raut wajahnya kecewa.

"Nggak usah. Aku jalan dulu ya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun