Anak tunggal berparas tampan itu menundukkan wajah. Memaksakan mata sipitnya terus menelusuri kata demi kata yang membentuk rangkaian kalimat di layar. Ia tahu pasti, untaian kalimat yang tersusun rapi dalam sebuah artikel itu ditulis Ayahnya.
"Ayah..."
** Â Â
Mengurus kematian tidak pernah menyenangkan.
Pada kalimat terhenti, Jose terhenti. Merasa tak sanggup lagi membaca artikel sampai tuntas. Hatinya remuk.
Sesuatu robek di lapisan terluar jiwanya. Ayah Calvin yang sibuk mengurus kematian. Ayah Calvin yang tidak pernah cinta padanya. Tubuh Jose menegang di pinggir kursi.
Dengan kaki serasa digantungi barbel, Jose melangkah ke depan grand piano. Dia bermain piano tanpa bernyanyi. Namun, yang dimainkannya jelas sebuah lagu.
Dimana dirimu
Ingatkah padaku
Ku selalu disini