Gadis kecil sembilan tahun berparas cantik itu tergugu. Air matanya berjatuhan. Alea mendekap Arini tanpa kata. Ia siap, sungguh siap bila Arini menyalahkannya atas semua ini.
Galau memuncak di hati Alea dan Arini kala mereka memasuki ruang rawat VIP. Mendengar kenyataan bahwa Jose harus menjalani operasi di bagian bonggol pinggangnya.Â
Pedih hati kedua perempuan cantik beda generasi itu melihat Jose muntah-muntah hebat dan merasakan sakit luar biasa. Sesakit itukah hati Jose tiap kali Alea memikirkan Calvin?
Calvin Wan yang tak bisa terhapus dari pikiran Alea itu, kini terbaring di rumah sakit yang sama. Cairan merah yang ia muntahkan adalah darah. Ruang rawatnya yang mewah dan dingin hanya terisi sunyi. Ya, Calvin hanya sendiri. Sepi sendiri dan coba ia nikmati.
** Â
Seorang kurir mengantarkan vas kristal berisi anggrek Cattleya. Jose mengulurkan tangan, menerima vas itu. Merasakan wangi Cattleya membelai lembut.
Dia tahu persis siapa pengirimnya. Hanya Alea yang akan memberinya bunga anggrek Cattleya di kala sakit. Wangi bunga bagai aroma terapi. Mungkinkah ada efek placebo di dalamnya?
Jose sedih, amat sedih. Harum Cattleya mampu meredakan sakitnya, membuatnya tidak muntah lagi pagi ini. Tapi, masihkah ada artinya bila pengirimnya terus-menerus memikirkan pemilik nama lain?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H