"Maaf ya...pekerjaan kalian jadi terbengkalai." Bunda Alea meminta maaf. Ia kembali menemui mereka setelah menelepon Dokter Tian.
"Tidak apa-apa, Bunda Alea. Ayah Calvin sudah sering bantu kami...anggap saja balas budi. Walau tak seberapa." timpal Steven.
"Bagaimana kalau saya beli semua kuemu, Steven? Dimana kamu tinggalkan tampahmu?" tawar Bunda Alea.
Mata Steven berbinar bahagia. Cepat-cepat dia berlari mengambil dagangan kuenya.
Fokus perhatian Bunda Alea kembali tertuju pada Ayah Calvin. Tepat ketika Steven pamit, Ayah Calvin terbangun.
"Jose..." erangnya, pedih.
"Alea, itu Jose kan?"
"Bukan, Sayang. Itu Steven. Dia yang membawamu ke sini. Nanti kita jemput Jose sama-sama ya." Bunda Alea berbisik menenangkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI