Puisi untuk Sivia
"Bunda pernah kemoterapi?"
"Nggak pernah. Keep strong, my dearest son."
Sabtu ini lebih menegangkan. Phlebotomy rasanya bukan apa-apa dibandingkan kemoterapi. Bayangkan dan rasakan, lenganmu ditusuk jarum penuh berisi obat-obat keras. Jam berikutnya, tubuhmu diguncang rasa dingin. Selera makanu dirobek rasa mual yang menghebat.
Membayangkan semua detail itu, Jose tetap kuat. Dia ingin sekuat Ayah Calvin. Sebesar apa pun rasa kecewanya pada sang ayah, tetap saja kekaguman dan cinta itu lebih besar. Bila cinta seluas samudera, kekecewaan hanya seluas danau.
"Ayah pernah kemoterapi, Bunda." ujar Jose tetiba.
Bunda Alea mengangguk. Ia sudah tahu soal itu. Lembut dibenahinya selimut Jose.
"Jose pasti sekuat Ayah. Mau Bunda panggilkan Ayah ke sini?" tawar Bunda Alea halus.
"Nggak. Cukup Bunda aja." tolak Jose.