Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Serial Calvin, Jose, Alea] Takkan Berubah

3 Juli 2019   06:00 Diperbarui: 3 Juli 2019   06:18 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.goodfreephotos.com

"Aku yang nggak mau." balas Paman Revan.

Jose menatapi baki hantaran seserahan. Didengarkannya Ayah Calvin yang memaparkan arti dari semua barang itu. Tiap barang memiliki arti. Pakaian untuk wanita, artinya pria akan memenuhi kebutuhan istrinya kelak. Buah-buahan melambangkan kesejahteraan. Sepasang lilin merah menunjukkan makna perlindungan dari pengaruh negatif. Kue mangkok berwarna merah melambangkan kelimpahan dan keberuntungan. Tidak ada persembahan arak dan kaki babi. Sebagai gantinya, diberikan makanan kaleng dan sirup merah. Ada pula beberapa amplop merah berisi uang angpau, uang susu, dan uang pesta.

Usai prosesi seserahan, keluarga Bunda Alea menyajikan makan siang. Jose memperhatikan Ayah Calvin tak begitu menikmati makanannya. Beberapa kali dia kesulitan menelan. Hanya Jose dan Bunda Alea yang tahu. Tamu-tamu lain terlarut dalam obrolan hangat.

"Calvin, are you ok?" Bunda Alea membungkuk, pelan menyentuh kening tunangannya.

"I'm good..." lirih Ayah Calvin.

Tes.

Darah segar menjatuhi gelas di tangan Ayah Calvin. Gurat kepanikan menghiasi wajah Bunda Alea. Tidak, jangan sekarang. Kebahagiaan terlalu manis untuk berakhir cepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun