Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Serial Calvin, Jose, Alea] Takkan Berubah

3 Juli 2019   06:00 Diperbarui: 3 Juli 2019   06:18 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.goodfreephotos.com

Tangan Jose terulur. Adi memegang kalung itu erat-erat. Tidak, jangan harap Adi menang melawan Jose Lihatlah, sedetik kemudian kalung itu telah berpindah tangan. Jose mengembalikannya pada Sharon.

"Terima kasih, Jose. Terima kasih..." ucap Sharon berulang-ulang dengan mata basah.

"Sama-sama. Mau aku pakaikan lagi? Tanganmu gemetar..."

Tawaran Jose disambuti anggukan Sharon. Jose memakaikan kalung ke leher temannya. Sharon menatapnya penuh terima kasih. Tertangkap olehnya ruam kebiruan di tangan Jose. Ingin ia bertanya, tapi justru ia melontarkan tanya yang lain.

"Jose, kok kamu tetap masuk sekolah? Bentar lagi kan Ayahmu mau lamaran..."

"Yang mau nikah sama Bunda Alea kan Ayah, bukan aku. Ayah juga tetap ke sekolah. Ngajar musik sama marching band kayak biasa."

Jawaban Jose membuat Sharon kagum. Anak dan ayah yang rajin, pikirnya.

Tepat ketika Jose slesai memakaikan kalung pada Sharon, Adi kembali muncul. Didorongnya tubuh Jose hingga jatuh. Deja vu? Entahlah. Jose teringat Andrio yang diperlakukan sama ketika ia membela Silvi.

"Bangun! Lemah amat sih! Jatuh gitu aja langsung memar!" tunjuk Adi ke arah tangan dan kaki Jose.

Benar saja. Luka memar terlihat di sana. Mengapa akhir-akhir ini ia gampang terluka? Persis seperti Ayah Calvin. Rasa cemas bergemuruh di dada Jose. Tanpa membuang waktu, ia berlari ke ruang direktur yayasan.

**   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun