Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Simfoni Cinta Jose, Akankah Ayah Berhenti Mencintaiku?

23 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 23 Juni 2019   06:01 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah Calvin menggenggam tangan Jose. Kecemasan mendalam terukir di mata sipit anaknya. Sedikit demi sedikit Ayah Calvin menyelami isi hati Jose. Anak itu takut, takut kehilangan Ayahnya. Ia takut rasa cinta Ayah Calvin berkurang seiring pernikahannya.

"Ayah di sini, Sayang. Ayah tidak akan pernah jauh darimu..." ujar Ayah Calvin lembut. Tak perlu, tak perlu Jose menyuarakan isi hatinya.

Luka-luka begini mungkin ringan saja bagi orang normal. Lain ceritanya bila dialami mereka yang punya kelainan darah. Jose kesakitan, amat kesakitan. Sakit ini membuatnya muntah.

Tapi...

Apa pun bisa ia hadapi kecuali perpisahan. Jose kuat menghadapi apa pun selama Ayah Calvin di sisinya.

"Ayah tinggal-tinggal aku terus. Ayah berubah sejak Auntie Ashilla meninggal. Ayah berubah waktu setelah melamar Bunda Alea." lirih jOSe.

Belaian Ayah Calvin sedikit menenangkan. Lama sekali rambut Jose tak dielus sehangat ini. Lembut dan sabar, Ayah Calvin menjelaskan.

"Sedihnya kenyataan, Sayang. Orang yang dicintai bukan sepenuhnya milik kita. Bahkan rambut ini..." Lagi-lagi Ayah Calvin membelai rambut Jose.

"Rambut ini milik Tuhan. Saat ini Ayah memberi banyak waktu untuk hal lain. Tapi, bukan berarti Ayah berhenti mencintaimu, Sayangku. Hanya masalah waktu..."

Tanpa diduga, Bunda Alea menyusul masuk ke kamar utama. Pelan-pelan dicobanya memeluk anak tirinya. Jose tak menolak. Menatap wajah cantik Bunda Alea mengalirkan sedikit ketenangan.

"Tidak apa-apa, Sayang..." bisiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun