Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Simfoni Cinta Jose, Akankah Ayah Berhenti Mencintaiku?

23 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 23 Juni 2019   06:01 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dia sirik aja kamu mau punya Bunda baru. Ibunya Adi kan nggak secantik dan sebaik Bunda Alea."

Ya, Bunda Alea sangat cantik. Jose tak puas memuji kecantikan Bundanya. Selera Ayah Calvin tinggi.

Baik? Tentu saja. Berulang kali Jose merasakan kebaikan dan perhatian Bunda Alea. Sebagian hati Jose mempercayainya.

Masih tercermin kekhawatiran di wajah tampan Jose. Bayangan wajah Ayah Calvin dan Bunda Alea muncul bergantian. Sosok-sosok tampan dan cantik yang membuatnya tenang.

Tapi...

Benarkah punya ibu tiri akan seindah punya ibu yang melahirkan kita?

Jose tak pernah mengenal Bunda Sivia. Wanita Manado Borgo itu meninggal terlalu cepat. Ayah Calvin merawatnya sendirian. Kasih sayang Ayah Calvin teramat besar, membuat Jose nyaman dengannya. Jangan harap Jose mau saja dipisahkan dengan Ayahnya.

Lama memikirkan Ayah Calvin, Jose rindu. Padahal baru beberapa jam mereka terpisah. Ayah Calvin pun masih ada di sekitar yayasan, mengajar musik seperti biasa. Tetapi Jose rindu, sangat rindu.

Serasa Ayah Calvin jauh sekali darinya. Sejak perkabungan dalam keluarga besar dan rencana pernikahan dengan Bunda Alea, Ayah Calvin banyak berubah. Tak banyak lagi waktunya untuk Jose. Ia rasakan sepertiga malamnya begitu dingin karena Ayah Calvin jarang menemaninya. Tak ada lagi belaian, pelukan, ciuman di kening, dan suara lembut yang bercerita di sepertiga malamnya.

Ayah Calvin lebih sering sibuk sendiri. Kalau sudah sampai di rumah, ia tidur lebih lama dari biasanya. Jose kesepian, sangat kesepian. Kehadiran Silvi, Paman Revan, Paman Adica, dan teman-temannya tak sanggup menggantikan Ayah Calvin.

"Kata-kata Pringadi Amran jangan dimasukkin ke hati ya..." ujar Silvi, menatap Jose lembut dengan mata birunya yang teduh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun