Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah, Guru, Malaikat

23 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 23 Mei 2019   06:18 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah, Guru, Malaikat

Jose senang sekali jika Ayah Calvin menemaninya sampai tertidur. Ayah Calvin akan memeluknya, mengecup keningnya, menyelimutinya, membacakan buku, atau menceritakan sesuatu dengan suara lembut. Peduli amat dengan reaksi teman-teman sekelasnya. Mereka tak tahu betapa Jose menyayangi Ayah Calvin.


Tapi, malam ini beda. Wajah Jose nampak kusut. Ia tak bisa tidur. Berulang kali Jose berganti posisi.

"Kenapa, Sayang? Kok cemberut gitu sih? Senyum dong..." Ayah Calvin lembut membujuk.

Anak tunggalnya diam saja. Tersenyum pun tidak. Ayah Calvin menghela nafas sabar.

"Jose masih lapar ya? Mau makan lagi? Biar Ayah suapin..." tawarnya.

Mantan ketua kelas itu menggeleng. Tidak, ia tidak lapar.

"Atau...buku yang tadi kurang bagus. Jose mau dibacain buku lain?"

"Nggak."

"Terus kenapa? Anak Ayah jangan cemberut. Ntar kalah ganteng sama Ayahnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun