"Undangan dari malaikat." Jose menjawab mantap.
"Tapi kan Ayah kamu nggak ikutan..."
"Ayah selalu bikin aku nyaman. Ayah nggak pernah makan-minum di depanku. Ayah pengertian banget."
"Ah...Gabriel, kamu nempel banget sih sama Ayahmu. Pencemas lagi. Ayah Calvin batuk sedikit aja, kamu nangis."
Tanggapan Silvi tak didengarkannya. Gadis kecil itu tak tahu betapa besar ketakutan Jose. Jose takut kehilangan lagi. Ayah Calvin terlalu penting, terlalu berharga.
** Â Â
Jose berlari ke dapur besar. Dapur itu terletak di lantai bawah. Kalau di lantai paling atas, ada yang lebih kecil. Namanya pantry.
"I'm home! Assalamualaikum!" serunya riang.
"Waalaikumsalam. Hei anak Ayah...tadi baca buku apa?" balas Ayah Calvin, berbalik dari depan kompor.
Jose terperangah. Jadi, Ayahnya sendiri yang masak? Ia cemas sekali.
"Ayah istirahat aja...kenapa malah masak? Ayah kan lagi sakit."