Wajah Ayah Calvin pucat. Tetapi ia terlihat menikmati aktivitasnya.
"Ayah nggak sakit, Sayang. Masih bisalah kalo Cuma masakin makanan kesukaan kamu." katanya menenangkan.
Perlahan Jose mengintip hasil masakan Ayahnya. Nasi hainam! Jose suka sekali masakan itu.
Satu jam berselang, mereka makan di dekat kolam renang. Langit merah-keunguan ikut tersenyum. Jose sangat menikmati kebersamaan dengan Ayahnya. Ia rela tak disukai teman-temannya asalkan berada di dekat Ayah Calvin. Lebih baik dia menolak undangan bukber di luar asal tak kehilangan waktu dengan Ayahnya.
Jose bersyukur. Tuhan memberi kesempatan. Masih ada hari indah yang bisa ia nikmati bersama Ayah Calvin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H