"Ini pilihan saya. Janji yang harus saya tuntaskan pada Abi Assegaf."
Tuan Effendi menghela nafas panjang. Raut wajahnya kecewa. Meski nurani memberontak, meski hatinya menjerit menginginkan Calvin selalu di dekatnya, apa boleh buat?
"Tuan Effendi, kita sudah sampai." kata supir pribadinya memecah kebekuan.
Pintu mobil dibuka. Tuan Effendi ingin memapah Calvin, tapi Calvin berkeras jalan sendiri. Ia tak sabar ingin bertemu Abi Assegaf.
Setelah kupahami
Ku bukan yang terbaik
Yang ada di hatimu
Tak dapat kusangsikan
Ternyata dirinyalah yang mengerti kamu
Bukanlah diriku
Kini maafkanlah aku