Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[3 Pria, 3 Cinta, 3 Luka] Altar Hancur, Kemanakah Mataku

11 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 11 Februari 2019   05:57 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayah? Bukankah Calvin tak punya ayah?"

Celaka, kebohongannya diketahui dengan cepat. Rupanya sang dokter lebih lama mengenal Calvin. Brankar didorong ke ruang rawat.

"Dokter Tian...Pak Effendi..." Calvin berbisik lemah.

"Kenapa, Sayang?" balas Dokter Tian dan Tuan Effendi bersamaan.

"Tadi saya mimisan, batuk darah, dan sakit punggung. Saya takut...separah itukah kanker saya?"

"Jangan berkata begitu, Calvinku. Kamu akan baik-baik saja."

Balon kecemasan menggelembung. Ya, Allah, Dokter Tian tak bisa melihat Calvin sesakit ini. Ia harus melakukan sesuatu. Sebagai dokter, dia tak ingin gagal lagi.

Pintu ruangan diketuk. Tuan Effendi membukanya. Ia langsung berhadapan dengan Adica. Samar Dokter Tian mendengar percakapan mereka. Sepertinya dia kenal sosok berjas grey itu. Wajahnya keluar-masuk layar kaca. Tak lama, Adica masuk ke dalam. Dipegangnya tangan Calvin.

"Ternyata kau sakit kanker?" tuntut Adica dalam bisikan.

"Maaf, Adica...tolong jangan beri tahu Abi."

Adica menghela nafas. "Aku takkan menikah. Aku mau selibat demi merawat Abi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun