"Calvin, maafkan Abi..." lirih Abi Assegaf.
Kedua alis Calvin terangkat. "Untuk apa minta maaf?"
"Abi sering merepotkanmu. Padahal kamu punya kehidupan sendiri."
"Saya tidak merasa direpotkan. Anggap saja saya seorang anak yang merawat ayahnya."
Tentu saja. Di mata Abi Assegaf, Calvin sama seperti Adica. Kini permata hatinya tak hanya satu.
Melihat Abi Assegaf kembali tenang, Calvin lega. Paling tidak, Abi Assegaf bisa sejenak melupakan keresahannya.
Perlahan tapi pasti, Calvin menghapus kecemasan Abi Assegaf. Diingatkannya Abi Assegaf tentang acara temu kangen KBCI (Komunitas Blasteran Cinta Indonesia) beberapa jam lagi. Teringat hal itu, Abi Assegaf tersenyum cerah.
Pelan-pelan Calvin menuntun Abi Assegaf ke walk-in-closet. Dipilihkannya setelan jas untuk pria itu. Calvin pemuda fashionable. Penampilannya modis dan elegan. Berbanding lurus dengan wajah tampannya. Tak sulit baginya memilihkan jas yang bagus.
** Â Â
Bersatulah semua