Seberkas ide berkelebatan di benak Tuan Effendi. Ia meminta kompromi.
"Kalau begitu, bisakah saya minta data dan foto para penghuni apartemen ini?"
"Tidak bisa. Kami menjaga keamanan penghuni apartemen ini."
"Ayolah..." Tuan Effendi memohon.
"Anda pikir saya orang jahat? Saya bukan mafia, perampok, detektif, mata-mata, atau hacker. Saya hanya pria kesepian yang mencari anak saya."
Saat mengatakan 'kesepian', wajah Tuan Effendi berubah sendu. Ia kesepian, benar-benar kesepian. Tak adakah yang mengerti kecuali Tuhan?
Iba hati si resepsionis. Sebagai wanita, perasaannya lebih peka. Tetapi dia tak bisa melanggar peraturan. Jika peraturan dilanggar, bisa-bisa dia kehilangan pekerjaan.
"Maaf Pak, saya tetap tidak bisa." sesalnya.
Keputusasaan memukuli hati. Tuan Effendi menggunakan kemungkinan terakhir.
"Kalau begitu, saya mau beli apartemen di sini. Masih adakah unit yang kosong?"
"Ada, Pak. Penthouse di lantai 33."