Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[3 Pria, 3 Cinta, 3 Luka] Tempat untuk Pulang

6 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 6 Februari 2019   06:27 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seharian ini ia berkeliling kota. Menemui teman-teman lama, mengunjungi kantor lama, dan mengobrol dengan mantan jurnalis yang kini punya media sendiri. Bukannya lupa, bukannya tak ingin lagi mencari keberadaan anaknya. Tuan Effendi sedang menunggu progres yang dijanjikan tangan kanan relasi bisnisnya.

Senja mencium malam. Selimut hitam membungkus langit. Malam gelap pekat tanpa bintang. Tuan Effendi enggan kembali ke hotel.

Baginya, hotel bukan tempat untuk pulang. Dia rindu rumah. Rindu keluarga, rindu orang-orang tercinta. Buat apa segala kemewahan bila hanya dinikmati sendiri?

Limousine hitam menyusuri bilangan kota. Keluar-masuk tol. Menjelajah tanpa arah.

Tanpa arah, seperti hati Tuan Effendi. Hatinya seperti gelembung yang melayang-layang di ruang hampa. Kehampaan mencengkeram batin. Hampa melahirkan sepi. Sepi melahirkan sedih.

Smartphonenya bergetar lembut. Chat Whatsapp dari rekan bisnis. Dengan jantung berdentam-dentam, Tuan Effendi membukanya.

"Aku sudah tahu alamat tempat tinggal anakmu. Aku share ya."

Detik berikutnya, muncul sebuah lokasi yang dibagikan. Lengkap dengan peta dan petunjuk rute. Hati Tuan Effendi melonjak gembira. Dia familiar dengan alamat ini.

Mobilnya putar balik. Meluncur ke selatan. Apartemen, mungkin saja itu tempat untuk pulang. Beruntungnya orang yang memiliki tempat untuk pulang.

**     

-Semesta Dokter Tian-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun