"Yeeee, dikira aku sama Calvin homo?" tebaknya, pas sekali membaca pikiran mereka.
Calvin tertawa mendengarnya. Dia pria normal. Dari pada Revan, Calvin lebih suka mengencani putri kampus.
"Momennya pas banget tuh. Kamu menang, besoknya liburan akhir semester. Kita rayain yuk." ajak Revan excited.
"Nope." tolak Calvin tegas.
Alis Revan terangkat. Ia menggaruk-garuk rambut pirangnya yang tak gatal.
"Aku mau cari kerjaan."
"Nah lho, bukannya beasiswa kamu udah cukup ya? Kamu juga nggak perlu bayar sewa apartemen."
"Buat bayar kemo mana? Kemo pertama aja, tabunganku udah habis."
Wajah Revan membiru duka. Mata biru pucatnya meredup.
"Pakai uangku aja. Tenang...Mami-Papi nggak akan tahu."
Tawaran menggiurkan. Namun Calvin menolaknya halus. Dia berkeras mencari pekerjaan. Libur semester sudah tiba. Alhasil waktunya full untuk bekerja.