Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Berlaksa Kasih Sayang, Belajar Melepaskan, dan Mozaik Salib

25 Januari 2019   06:00 Diperbarui: 25 Januari 2019   06:21 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepasang mata teduh itu melebar tak percaya. Bayangan kesedihan terlintas di wajah sang dokter.

"Kanker darah?" ulang Abi Assegaf kaget.

"Iya. Seperti penyakitnya Calvin."

Ia baru tahu, sungguh baru tahu. Hematolog satu ini menyimpan cerita duka. Abi Assegaf mungkin lupa. Setiap orang memiliki cerita duka dalam kehidupannya. Tak ada lembar hidup yang sempurna terbebas dari kesedihan.

Tangan kanan Dokter Tian sigap menuangkan sup ke dalam mangkuk. Lembut disodorkannya mangkuk itu ke hadapan Abi Assegaf.

"Terima kasih Anda mau datang ke acara saya," ujarnya.

"Bagaimana rasanya kehilangan anak?"

Pertanyaan itu spontan terlontar. Wajah Dokter Tian berubah sendu. Dalam hati Abi Assegaf menyesali dirinya sendiri. Enak sekali bertanya tanpa berpikir efeknya lebih jauh.

"Maaf, Dokter Tian. Saya tak bermaksud..."

"Tidak apa-apa. Rasanya...seperti Effendi yang harus merelakan Adica."

Sedetik. Tiga detik. Lima detik. Abi Assegaf sempurna terenyak. Benaknya diacak-acak rasa bersalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun