Syifa memakan bekalnya dengan air mata meleleh. Ia serasa mengenali perawat misterius berhati malaikat itu.
"Kau seperti malaikat di rumah ini, Gabriel. Malaikat yang memberi dan melayani setulus hati." ungkap Abi Assegaf penuh kelembutan.
"Saya hanya orang biasa, Tuan. Tapi...mungkin saya takkan lama lagi bekerja di sini."
Mengapa? Mengapa harus Gabriel yang memenuhi kerinduannya? Biar pun anggota caregiver team, Syifa tetaplah manusia biasa. Manusia yang butuh diperhatikan, disayangi, dan dicintai.
"Saya takut merusak cinta Tuan Adica dan Nona Syifa." jelas Gabriel sedih.
Abi Assegaf pelan menepuk punggungnya. "Tidak, sama sekali tidak. Adica dan Syifa tidak sechildish itu mengakhiri cinta mereka hanya karena lunchbox."
Tak sempat Gabriel menanggapi. Tetiba lensa kontaknya tersangkut. Melihat itu, Abi Assegaf memaksakan diri bangun dari ranjang. Dicobanya mengangkat lensa kontak yang tersangkut itu. Berhasil, lensa kontak terangkat, dan...
Pertama kali. Sungguh, untuk pertama kalinya Abi Assegaf melihat mata Gabriel. Sepasang mata sipit bening menenangkan. Sepasang mata sipit yang sangat dikenalinya. Inilah sosok yang disebut malaikat tampan bermata sipit kesayangan Silvi. Jadi, yang merawatnya selama ini tak lain adalah.....................................
** Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H