Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Memasak karena Cinta

11 Januari 2019   06:00 Diperbarui: 11 Januari 2019   06:01 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku Cuma ingin jadi

Terbaik untukmu (Tangga-Terbaik Untukmu).

**    

Dalam satu gerakan cepat, Adica merebut pisau dari tangan Gabriel. Dibantingnya pisau ke meja.

"Apa maksudmu, Gabriel Purnama Sutanto? Mau merebut belahan jiwaku?" tanyanya, angkuh dan dingin.

Tidak, sama sekali tak ada niatan begitu. Gabriel tertunduk dalam. Bibirnya terkatup rapat tanpa suara. Adica memberinya tatapan intimidatif.

"Kau tahu? Di sini apa tugasmu? Apakah memasak dengan cinta untuk Syifa bagian dari tugas?"

Syifa memegang erat pergelangan tangan Adica. Berbisik menyabarkan. Sakit rasanya jadi Gabriel. Ketulusan disalahpahami. Sebagai wanita, perasaan Syifa jauh lebih peka. Dia tahu, Gabriel tulus melakukan itu untuknya. Kini terungkap sudah alasan Gabriel datang dua jam lebih awal setiap pagi. Semata demi memasakkan sesuatu untuknya.

"Syifa, bagaimana aku bisa sabar? Dia sudah kelewatan!" Nada suara si penyiar Refrain naik satu oktaf.

"Jangan salahkan Gabriel! Dia hanya bermaksud baik! Dia memahami keinginanku yang rindu masakan rumah! Memangnya siapa yang bisa membuatkannya untukku tiap hari?! Abi sakit, Ummi sibuk, kau tak bisa masak!"

Tiga kata terakhir serasa menyudutkan pemuda orientalis itu. Dia tidak bisa memasak. Itu benar. Sebab, baginya memasak masih jadi pekerjaan aneh untuk pria. Sebuah pandangan konservatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun