Syifa menimang kotak makan siang itu. Berpikir-pikir, ingin sekali mengucapkan terima kasih pada siapa pun yang menaruhnya.
Benaknya mulai meraba beberapa kemungkinan. Arlita? Bisa jadi. Tapi, ibunya itu sibuk sekali mendesain baju. Abi Assegaf? Tak mungkin. Kondisi Abi Assegaf kurang baik beberapa hari terakhir. Adica? Ya, mungkin saja dia. Violinis itu selalu penuh kejutan.
"Adica, kaukah yang menyiapkan lunchbox untukku?" tanya Syifa langsung saat video call dengannya.
"Justru itu yang mau kutanyakan padamu. Barusan aku lihat ada lunchbox di tas biolaku. Dari siapa ya?"
Kebingungan mereka menyatu. Kejutan kecil. Menggetarkan, tapi misterius.
"Mungkinkah Ummi yang melakukannya?"
"Maybe. Tapi kurasa, Ummi tak punya banyak waktu."
"Lalu siapa?"
Keduanya menduga-duga. Rasa penasaran menyergap hati mereka.
Sejurus kemudian, Syifa meletakkan iPhonenya. Beralih membuka lunchbox di pangkuan. Ketika tutup kotak terbuka, dia terpana.
"Wow, cantik sekali..." desahnya.