Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | [Langit Seputih Mutiara] Afeksi Eksperimental

7 Januari 2019   06:00 Diperbarui: 7 Januari 2019   06:00 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf, Adica. Sungguh aku tidak bermaksud membuat Abi Assegaf sedih. Percayalah..."

"Aku tidak percaya! Katakan sejujurnya, kauapakan ayahku?!"

Salah paham itu sakit, sakit sekali. Mengapa Adica menuduhnya? Ditampar saja sudah menyakitkan, apa lagi dihujani tuduhan tak berdasar. Sulit sekali membuat adiknya percaya.

**     

"My Dear Calvin, siapa yang telah berbuat begini padamu?" sergah Tuan Effendi panik.

Calvin mengusap noda darahnya. "Tidak perlu mempermasalahkannya, Pa."

"Katakan, siapa yang melakukannya!"

Nada suara Tuan Effendi meninggi. Ia meninggalkan kantor lebih awal saat mendapat telepon dari istrinya. Kata Nyonya Rose, Calvin kembali ke rumah dengan wajah pucat. Noda darah dimana-mana.

"Calvin, bukankah anak harus menjawab pertanyaan orang tua?"

Sudah tiga kali. Tiga kali orang tua bertanya pada anak.

"Adikku...anak yang Papa sia-siakan." lirih Calvin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun