Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Langit Seputih Mutiara] Badai Transisi

14 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 14 Desember 2018   06:02 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**    
Calvin dan Silvi terenyak mendengar kisah itu. Kompleks, pikir mereka. Masa transisi yang rumit. Krisis cinta dan krisis kebahagiaan.

"Krisis kebahagiaan..." desah Silvi.

"Seperti yang kini kurasakan."

Calvin mengelus lembut punggung Silvi. "Mengapa begitu, Silvi?"

"Aku tak bahagia karena takut. Takut kamu meninggalkanku, Calvin. Takut dengan keterbatasan kita. Dulu, aku pernah melakukan hal yang sama dengan Adica."

Kenangan buruk di masa lalu berkejaran. Silvi yang menyakiti Calvin, melukainya berkali-kali hanya karena tak percaya cinta dan tak mau dikecewakan. Perlakuan menyakitkan Silvi dibalas ketulusan cinta Calvin.

"Jangan pisahkan aku darimu, Calvin." pinta Silvi.

"Maafkan dulu aku pernah menyakiti dan menghempas cintamu."

Dalam gerakan slow motion, Calvin memeluk Silvi. Membiarkan gadis itu menangis di rengkuhannya. Silvi paling anti menunjukkan air mata di depan banyak orang. Hanya di depan Allah dan orang-orang tercintanya ia menangis.

"Aku hanya menginginkanmu di hidupku. Calvin, biarkan aku mencintaimu untuk selamanya."

Di tengah situasi yang tak pasti, di tengah keterbatasan mereka, Calvin dan Silvi terus mempertahankan jalinan cinta. Walau terhadang badai krisis dan transisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun