Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Siaran Mistik di Ujung Malam

26 November 2018   06:00 Diperbarui: 26 November 2018   05:57 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Calvin ikut berempati pada kondisi Refrain Radio. Ia tunjukkan supportnya yang tulus dengan konsisten mendengarkan Refrain walaupun diganggu siaran mistis. Abi Assegaf, Arlita, dan Syifa sangat berterima kasih dengan konsistensi Calvin. Adica? Gengsi dan enggan mengakui, seperti biasa.

Malam itu, keluarga Assegaf kembali berkumpul bersama. Mereka mendengarkan siaran Refrain di kamar biru. Langit malam berawan, namun tak berhujan. Suara ombak meningkahi suara radio.

"Aku takut..." gumam Syifa.

"Jangan takut, Sayang. Takutlah hanya pada Allah." Abi Assegaf menenangkan. Terbatuk di sela kalimatnya.

Arlita mengusap darah di sudut bibir suaminya. Lalu meminumkan air. Detik-detik jelang berakhirnya durasi siaran. Syifa refleks merapatkan tubuhnya pada Adicca.

Dan...hadirlah siaran mistis itu. Syifa membenamkan wajah tanpa sadar. Wajah Arlita dan Abi Assegaf pucat pasi. Adica menekan dalam-dalam ketakutannya.

Suara Deddy begitu halus, ramah, dan simpatik. Disusul lagu-lagu populer favoritnya. Menyeramkan, itulah efek yang terasa.

Prang!

Kaca pintu balkon di samping Syiffa pecah. Ia berteriak, namun Adica melindunginya dari serpihan kaca yang berjatuhan. Betapa kagetnya keluarga Assegaf melihat Sasmita berdiri tegang di ambang pintu yang nyaris hancur.

"Sasmita...masya Allah. Ada apa?"

Tertatih Abi Assegaf beranjak menghampiri sahabatnya. Ia tak marah Sasmita menghancurkan pintunya. Tak mempermasalahkan pula kedatangan Sasmita yang jauh dari kata sopan. Tamu beretika mana yang masuk lewat balkon dan tanpa mengetuk pintu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun