Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Siaran Mistik di Ujung Malam

26 November 2018   06:00 Diperbarui: 26 November 2018   05:57 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa perlu diiyakan, mereka berdua pun tahu. Ada yang tidak beres. Ada misteri yang belum terpecahkan.

"Aku tidak bermimpi, kan? Ya, Allah, bukan hanya kamu dan Sasmita yang kehilangan...tapi aku juga."

Sesaat Arlita menutup wajah dengan bantal. Deddy sahabat suaminya, mantan kolega sesama penyiar di Refrain. Arlita memiliki kenangan baik dengan Deddy karena dipertemukan nasib yang sama. Deddy, pria keturunan Tionghoa itu, seorang mualaf. Allah menakdirkan persahabatan pluralis yang indah antara Zaki Assegaf yang blasteran Arab dan Muslim, Deddy Riantama dengan identitas ketionghoaan dan status Buddhisnya, serta Sasmita yang berdarah Sunda dengan keislamannya. Abi Assegaf menuntun Deddy dan Arlita pada cahaya Islam dengan lembut.

Baik Arlita maupun Deddy merasakan kepahitan yang sama setelah memeluk Islam. Diusir orang tua, dihapus dari daftar ahli waris, jatuh, lalu bangkit lagi. Sayangnya, Deddy tak seberuntung Arlita yang dinikahi Muslim taat. Deddy justru berjodoh dengan wanita Buddhis yang meninggal dalam keadaan tetap memeluk keyakinan lamanya.

**     

Bisik-bisik ingin tahu terdengar. Tatapan aneh dilemparkan. Adica dan Syifa turun dari mobil. Berjalan bergandengan tangan memasuki gedung fakultas.

Puluhan pasang mata mahasiswa mengikuti mereka dari halaman hingga lift. Mereka yang kenal Syifa dan pendengar setia Refrain Radio via streaming menyimpan tanya. Awalnya, dua objek yang ditatap tak sadar. Mereka rileks saja berjalan masuk lift.

Demi menebus waktu yang hilang, pagi ini Adica mengantar Syifa ke kampus. Merelakan waktu tidurnya. Syifa sempat menolak, namun Adica memaksa.

Adica menemani Syifa sampai di depan pintu kelas. Langsung saja hadirnya merebut atensi para mahasiswi. Spontan mereka meninggalkan tutorial video make up dan hijab, lalu beralih menikmati pesona Adica. Memandangi wajah tampannya lama-lama. Berharap kelak mereka bisa menggantikan posisi Syifa. Jangan mimpi.

Berbeda dengan kerumunan gadis, para mahasiswa justru menatap penuh tanya. Sebagian besar pendengar setia Refrain. Salah satu dari mereka mendekati Adica dan Syifa, lalu bertanya berani.

"Sekarang jam siaran Refrain Radio nambah ya? Kok masih ada siaran setelah jam dua belas malam?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun