Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Tulang Rusuk Malaikat] Setiap Orang Memiliki Kisah Hidup

8 November 2018   06:00 Diperbarui: 8 November 2018   06:51 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketakutan menggelembung di hati. Tubuh Abi Assegaf gemetar seketika. Ada bahaya, ada yang akan mengambil Adica darinya.

Tidak, ini tak boleh dibiarkan. Benang-benang impuls di otaknya mendorong kenekatan. Perlahan pria blasteran Arab-Indonesia itu mencoba bangkit dari tempat tidur. Sekali, dua kali, tiga kali, usahanya berhasil.

Kedua kakinya serasa digantungi barbel. Ya, Allah, belum pernah ia selemah ini. Nikmat sehat sungguh tak dapat didustakan. Sakit hadir untuk menghargai sehat.

Baru dua langkah menuju pintu, tetiba Abi Assegaf terjatuh. Ia mengerang kesakitan tanpa bisa dicegah lagi. Suara rintihannya membangunkan Arlita, Adica, dan Syifa. Ketiganya terburu mendekat, membantunya berdiri.

"Astaghfirullah...Abi, kenapa bisa begini?" desis Syifa panik.

"Abi tidak apa-apa?" tanya Adica cemas.

Kekhawatiran terlukis dalam di mata Arlita. Dipegangnya tangan Abi Assegaf. Sekali-dua kali pandangannya terarah ke jendela. Ruang pemahaman membuka.

"Pelan-pelan, Sayangku. Biar aku yang hadapi mereka. Takkan ada yang bisa mengambil Adica dari kita." Arlita berbisik menenangkan.

Setelah membaringkan kembali Abi Assegaf, Arlita bergegas keluar. Ia berhadapan dengan Tuan Effendi, Nyonya Rose, dan Calvin. Ketegangan bergolak. Menaikkan atmosfer tak nyaman di sekeliling koridor rumah sakit.

Tatapan mata Arlita begitu tajam. Wanita mualaf itu mengangkat dagu dengan angkuh, lalu berkata.

"Jangan ganggu keluarga Assegaf lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun