Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Tulang Rusuk Malaikat] Hadapi dengan Kelembutan

31 Oktober 2018   06:00 Diperbarui: 31 Oktober 2018   05:58 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami tidak tahu." sahut Deddy akhirnya.

"Bisa saja memang dia yang meminumnya." sanggah Sasmita, ragu bercampur takut.

"Deddy, Sasmita, aku sedih. Anakku sedang sakit, tapi ia malah difitnah." desah Abi Assegaf, ekspresi wajahnya mencerminkan kesedihan mendalam.

Lembutnya Abi Assegaf sukses menggores hati Deddy dan Sasmita. Mereka mampu membaca kesedihan seorang ayah yang anaknya terzhalimi. Kelembutan itu berbalut kesedihan.

"Ah, sudahlah. Bagaimana dengan kalian? Kuperhatikan, keluarga kalian sedang kurang baik..."

Kalimat terakhir menghentak kesadaran dua penyiar senior itu. Banyak pikiran dan sibuk merawat anak yang sakit, Abi Assegaf ternyata masih memperhatikan orang lain. Tak sempat mereka menjawab, Abi Assegaf memperlihatkan iPhonenya.

"Sudah kutransfer seratus juta ke rekeningmu, Deddy. Semoga istrimu cepat sembuh."

Deddy terbelalak. Tersenyum lembut, Abi Assegaf membuka iPhone satunya. Ia sodorkan pada Sasmita.

"Mudah-mudahan kuliah anakmu lancar, Sasmita. Salam untuk Kania."

Sasmita tertegun mendengarnya. Tubuhnya gemetar melihat nominal yang tertera di layar.

Dering telepon menyela kecanggungan. Selama Abi Assegaf menerima telepon, Deddy dan Sasmita berkomunikasi tanpa kata. Telepati berebut bicara. Hati mereka diaduk-aduk rasa bersalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun