Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Tulang Rusuk Malaikat] Hadapi dengan Kelembutan

31 Oktober 2018   06:00 Diperbarui: 31 Oktober 2018   05:58 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihatlah, lembut dan putihnya hati Assegaf. Ia hadapi fitnah dan kelicikan dengan kelembutan. Dicontohkannya kelembutan dalam dunia kerja. Kasih dan kelembutan, itulah penawar kelicikan politik kantor ala Zaki Assegaf.

**    

Calvin terpesona dengan cerita pria berlesung pipi itu. Luar biasa caranya menghadapi dua karyawan culas.

"Abi hebat..." puji pemuda orientalis itu tulus.

Abi Assegaf tersenyum menawan. "Tolong jangan beri tahu Adica ya."

"Iya, Abi. Abi Assegaf memang ayah yang hebat. Bisa melindungi anak sekaligus menghadapi keculasan karyawan-karyawan itu."

"Ehm...jadi, Abi Assegaf lebih hebat dari Papa, ya?"

Tuan Effendi meletakkan koran paginya. Ia bangkit dari sofa, berjalan ke dekat ranjang putih. Sedikit paksa mendorong minggir Abi Assegaf.

"Papa Effendi dan Abi Assegaf sama-sama orang hebat." jawab Calvin adil.

Sejuk rasanya mendengar seorang anak memuji ayahnya. Ayah yang ideal adalah sosok idola di mata anak. Ia haruslah memotivasi, menginspirasi, dan mengajarkan nilai kebaikan untuk anaknya.

Kecemburuan berdenyut menyakitkan di hati Tuan Effendi. Entah mengapa, ia cemburu sekali pada pria tinggi berjas dark blue di sampingnya ini. Kehadiran Abi Assegaf membuatnya insecured. Dominasinya sebagai sosok ayah yang baik tergeser perlahan. Lihatlah, bahkan kini pesona Zaki Assegaf telah memikat Calvin Wan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun