Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Tulang Rusuk Malaikat] Ketegangan Dua Komisaris Utama

30 Oktober 2018   06:00 Diperbarui: 30 Oktober 2018   05:59 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Love you..." bisik Silvi. Calvin mencium pipinya.

"Love you too," Adica tersenyum tulus. Menatapi wajah gadisnya di layar iPhone.

Sepinya Skandinavian House Arlita dimanfaatkan Syifa untuk video call dengan Adica. Ia sedikit menyesal, di hari kemo kedua justru tak bisa berada di sisi pemudanya. Sang Ummi kelewat posesif. Jadwal kemoterapi kedua berbenturan dengan hari ulang tahun Arlita.

"Apa Ummimu sudah tahu?" tanya Adica hati-hati.

"Tahu apa, Silvi?" Calvin tersenyum, menunggu Silvi melanjutkan ceritanya dengan sabar.

Sebagai jawaban, Silvi menunjukkan iPadnya. Laman sebuah situs terbuka. Di sana, terlihat sebuah artikel. Sekilas membaca saja, Calvin paham. Tulisannya di-copast.

Marahkah Calvin? Sama sekali tidak. Ia malah berpikiran positif. Jika tulisannya di-copy paste, itu berarti ada yang mengakui tulisannya bagus. Untuk apa marah?

"Calvin, kamu tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa, Adica. Ummi membebaskanku memilih." Syifa berujar menenangkan.

Kekhawatirannya terurai. Semula, ia kira Arlita takkan setuju. Berat bagi orang tua membiarkan putrinya berhubungan dengan pemuda yang sakit dan entah kapan akan sembuh.

"Aku ingin sembuh, Silvi. Salah satu caranya berpikir positif. Bila aku terus berpikiran negatif, aku akan tambah sakit." jelas Calvin sabar. Disambuti anggukan Silvi. Sejak divonis kanker darah, Calvin semakin baik dan penyabar. Makin religius pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun