Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Tulang Rusuk Malaikat] Kuatkanlah Hati Cinta

18 Oktober 2018   06:00 Diperbarui: 18 Oktober 2018   07:47 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

**    

Dinginnya subuh menyapa kota. Bagi mereka yang teguh imannya, tak masalah bangun pagi-pagi untuk menggapai kemuliaan langit. Di saat kebanyakan orang masih terlelap di balik selimut hangat, tipe orang dengan keteguhan iman di atas rata-rata akan melangkah untuk beribadah.

Eits, jangan salah. Ibadah bukan di masjid saja. Ke studio radio untuk menyampaikan program keagamaan pun bernilai ibadah. Abi Assegaf ini contohnya. Selesai shalat Subuh, ia meluncur ke studio Refrain. Baru tiga jam lalu ia mendarat di kota cantik yang dikelilingi bukit di bagian barat dan pantai di bagian timur itu. Belum lama beristirahat, Abi Assegaf langsung berhadapan dengan padatnya aktivitas.

"Assalamualaikum warrahmatullahi wa barakatuh. Selamat pagi pendengar, kembali di 97.6 FM Refrain, Brilian and inspiratif. Seperti biasa, kami hadirkan program Kuliah Subuh hingga menjelang pukul enam. Kuliah Subuh pagi ini, edisi 19 Oktober, akan membahas tema Nifak Amali Tetap Mukmin dengan narasumber Prof..."

Opening sesion yang lancar. Kecintaannya pada siaran radio membuat Abi Assegaf terus bersiaran meski sudah sukses dan punya stasiun radio sendiri. Penyiar adalah profesi yang paling dicintainya, melebihi profesi utamanya sebagai pebisnis.

Satu jam Abi Assegaf memandu program Kuliah Subuh. Pukul enam pagi, siarannya usai. Saat itulah ia aktifkan kembali ponsel pintar berlogo apel tergigitnya. Puluhan notifikasi berebutan masuk.

Chat Whatsapp dari Syifalah yang paling banyak menarik perhatian. Syifa mengiriminya pesan panjang, lengkap dengan emoji tangis penuh sekali. Sedetik. Tiga detik. Lima detik, Abi Assegaf berlari keluar studio. Mengabaikan seruan tanya para kru lainnya. Saatnya ke rumah sakit.

**      

Perjalanan sunyi yang kautempuh sendiri

Kuatkanlah hati cinta

Ingatkah engkau kepada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun