Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Selingkuh Hati Malaikat Tampan] Yang Kutahu Cinta itu Indah

17 September 2018   06:00 Diperbarui: 17 September 2018   06:11 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"...Padahal aku hanya keluar sebentar! Lalu uangku hilang! Itu uang pensiunku satu-satunya, biaya hidupku untuk sebulan!" ratap lelaki tua itu menyesali kecerobohannya.

"Iya, saya mengerti...Bapak tidak usah khawatir. Tenang ya? Tunggu sebentar..."

Calvin bergerak ke meja kasir. Memberikan tanda lunas pada barang-barang belanjaan lelaki tua itu. Menyerahkan kantong belanjaan dan berkata, "Kalau Bapak butuh sesuatu, ambil saja di sini. Gratis. Dan ini..."

Lebih dari sekedar belanjaan. Calvin pun memberi sejumlah uang pada pensiunan malang itu.

Silvi menatapi adegan itu dengan trenyuh. Ya, Allah, malaikatnya tetap penuh cinta. Murah hati, selalu menolong orang tanpa ragu. Makin kaya, Calvin makin dermawan.

Tak lama, pensiunan ASN itu pergi. Perlahan Calvin melepas kacamatanya. Membersihkan, lalu memakainya lagi. Saat itulah ia bertemu pandang dengan Silvi.

Jangan bilang minusnya bertambah parah. Mana mungkin Silvi datang? Tanpa dress hitam dan make up pucat pula. Pasti ia salah lihat.

Selamat untuk Calvin, minusnya belum menyentuh angka 6. Penglihatannya benar. Silvi menghampirinya. Dalam gerakan slow motion, wanita cantik itu memeluknya. Calvin dan Silvi berpelukan. Diiringi tatapan kagum campur iri para karyawan dan pengunjung supermarket.

**     

Luka menganga di hati Silvi. Berhadapan dengan Calvin, pedih itu menyerbu lagi. Dua kali lipat lebih sakit. Melihat sosok Calvin sama saja melihat kenyataan selingkuh hati yang dilakukannya.

"Silvi, kamu kenapa?" tanya Calvin lembut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun