Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Selingkuh Hati Malaikat Tampan] Pesan Cinta

12 September 2018   06:00 Diperbarui: 12 September 2018   07:16 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Calvin menyerahkan ratusan ribu yang masih licin dan baru. Lalu bergegas pergi. Mengabaikan seruan si penjual balon yang ingin memberikan uang kembali. Uang kembali mungkin dipermasalahkan orang lain, tetapi Calvin Wan tidak. Biar saja uang kembali jadi rezeki pedagang balon.

Setengah berlari, dia kembali ke rumah Calisa. Blogger super tampan itu menaruh balon, berdekatan dengan bunga mawar dan kartu. Posisinya masih sama. Berarti, Calisa belum melihatnya.

"Nah, ketahuan. Mas ganteng yang tulisannya rapi mau modusin yang punya rumah ini ya?"

Ah, penjual balon ini lagi. Mau apa pula dia mengikuti Calvin?

"Nggak kok. Memangnya nggak boleh ya, kasih bunga dan balon buat perempuan?"

"Boleh sih. Tapi kan aneh kalo nggak ada apa-apa. Apa lagi Masnya ganteng banget."

Calvin hanya menanggapi dengan senyuman. Sudah biasa dipuji tampan. Di kantor, di jalan, di masjid, di rumah, di catwalk, di cafe, selalu saja begitu.

"Awas lho, Mas. Kalo masih jomblo sih nggak apa-apa. Tapi kalo udah ada yang punya..."

Seperti tamparan di hati Calvin. Tamparan ekstra keras dari seseorang yang tingkat ekonominya jauh di bawah. Sudah keterlaluankah dirinya? Malaikat tampan bermata sipit malah menulisi pesan cinta untuk wanita lain. Bukan wanita yang namanya tertera di cincin dan buku nikahnya.

**      


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun