Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Selingkuh Hati Malaikat Tampan] Tanpa Bahasa

11 September 2018   06:00 Diperbarui: 11 September 2018   07:31 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Silvi, temani aku menulis artikel. Mau, kan?"

Silvi mengangguk kaku. Calvin tersenyum, pelan mengucap terima kasih. Keduanya duduk bersisian. Lagi-lagi tak banyak kata.

"Mungkin aku akan lebih lama dari biasanya, Silvi. Lagi pula, besok libur kan? Banyak waktu..."

Diam, hanya diam yang menggantung. Sudah biasa Calvin dengan situasi ini. Ia seakan bicara dengan boneka cantik yang hidup. Boneka cantik yang memendam kecewa dan benci.

Lama sekali ruang kerja bernuansa coklat gelap itu dikuasai keheningan. Sekali lihat saja, Silvi langsung tahu apa yang ditulis pria pendamping hidupnya. Ulasan menarik tentang pajak dan hutang. Artikel brilian dari pakarnya. Mau tak mau, Silvi mengagumi Calvin.

Setengah jam menulis, Calvin berhenti sejenak. Merangkul hangat pundak Silvi. Mengecup puncak kepalanya. Pelan berbisik,

"Kau pasti lelah ya, Sayang. Atau bosan? Mau tidur duluan?"

Tanpa menyahut, Silvi melepas kasar rangkulan Calvin. Ia melompat bangkit. Mengibaskan rambut panjangnya. "Aku bosan setiap malam menemanimu menulis! Kaupikir aku akan berubah?! Jangan harap!"

Hardikan Silvi sempurna membuat Calvin tertunduk. "Aku hanya berusaha memperbaiki..."

"Memperbaiki apa?! Infertil tetaplah infertil! Itulah kau, Calvin Wan!"

Dengan kata-kata itu, Silvi berbalik dan berjalan pergi. Meninggalkan Calvin dalam luka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun