Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malaikat Berhati Lembut

10 September 2018   06:00 Diperbarui: 10 September 2018   07:03 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nada suaranya meninggi. Membuat Calvin tertegun. Hatinya terlalu lembut untuk membalas kekasaran Silvi dengan kekasaran pula. Semarah apa pun, pria sejati akan selalu menjaga kata-kata di depan wanita yang dicintainya.

"Pilihanmu untuk tidak percaya. Tapi...sungguh aku tidak bermaksud mempermainkanmu."

Mata biru Silvi terhujam ke langit-langit. Dua buliran bening terjatuh.

"Aku membutuhkanmu, Calvin." isaknya tertahan.

"Sudah lama kita rencanakan ini. Kita mulai segalanya dari awal, membangun harapan, mengendalikannya...oh, bahkan kita sudah memilih dimana kita akan tinggal. Tapi, mengapa ketika titik-titik terang akan terwujud, kau malah menghancurkannya?"

Apakah itu air mata keputusasaan? Tak peduli apa jenisnya, Calvin menyeka lembut air mata Silvi. Mengecup mata, hidung, dahi, dan pipi gadisnya.

"Menunda bukan berarti menghancurkan, Silvi."

Menunda hingga titik kesembuhan. Sampai kapankah itu?

**     

Di keheningan malam, Calvin memainkan grand piano. Mengadukan sedihnya pada Allah lewat lagu. Nyonya Rose dan Silvi, dua wanita yang sangat ia cintai, sukses membuatnya bingung hari ini.

Namun, ia berusaha mengerti. Calvin membuka hati lembutnya untuk memahami. Memahami, mengasihi, dan menghadapi dengan sabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun